Apresiasi Seni Rupa Indonesia
Keragaman Budaya Indonesia
Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan Indonesia telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Salah satu peninggalan yang masih bisa kita saksikan sampai hari ini adalah situs Gunung Padang, di daerah Cianjur Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian arkeologi, Situs Gunung Padang didirikan pada tahun 2500 Sebelum Masehi (SM).
Di Pangkep (Sulawesi Selatan), kita dapat menemukan lukisan gua yang diperkirakan dibuat pada tahun 1000 SM. Lukisan itu terdapat di dinding gua berupa lukisan cap tangan yang dibuat dengan teknik semprot. Cat yang digunakan diperkirakan menggunakan bahan-bahan alami, seperti batuan, getah, dan lemak binatang.
Selain di Sulawesi, lukisan gua juga dijumpai di Papua (sekitar danau Sentani) dan di Kepulauan Maluku (Kai, Tanimbar, Leti, dan Seram).
Pada periode selanjutnya penelitian ilmiah membuktikan kebudayaan berkembang bukan hanya dari khazanah lokal, tetapi juga mendapat pengaruh dari kebudayaan lain yang masuk ke Indonesia, baik melalui penyebaran agama maupun perdagangan. Kesuburan dan kekayaan alam Indonesia telah menarik bangsa-bangsa lain untuk datang ke Indonesia, seperti dari India, Cina, Timur Tengah, dan bangsa-bangsa Eropa. Kedatangan bangsa-bangsa tersebut sekaligus juga membawa pengaruh pada kebudayaan setempat, seperti pengaruh terhadap keyakinan, tata kemasyarakatan, perekonomian, bahasa, ilmu pengetahuan, kesenian, dan teknologi. Pengaruh tersebut diterima dan disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Hal itu dapat dilihat di antaranya dalam peninggalan wujud rupa (visual).
Ekspresi Seni Rupa Dalam Budaya Indonesia
Membahas seni rupa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keanekaragaman budayanya. Keragaman rumah adat, busana, seni hias dari suku-suku bangsa Indonesia adalah contoh yang memperlihatkan hal tersebut. Aspek-aspek kebudayaan seperti keyakinan, rasa keindahan, adat-istiadat, cara hidup, nampak dalam peninggalan berbentuk rupa. Hal yang demikian itu dinamakan sebagai budaya rupa (budaya visual), yaitu kebudayaan yang diekspresikan dalam bentuk seni rupa.
Contohnya, pada masyarakat dengan budaya berburu, ekspresi rupanya menyatu dalam peralatan untuk berburu.
Demikian pula kita dapat menyaksikan masyarakat Bali membuat hiasan janur, atau patung yang indah pada upacara ngaben, sebagai bagian dari ekspresi keagamaan Hindu Bali. Pada masyarakat perkotaan ekspresi budaya tercermin dalam berbagai produk. Gaya arsitektur, busana, dekorasi, hingga produk-produk komoditi.
Apresiasi Karya Rupa dari Khazanah Tradisi
Dari pembahasan sebelumnya kita menjadi tahu bahwa seni rupa Indonesia memiliki akar yang jauh dalam sejarah kebudayaan kita. Kreativitas mengolah unsur-unsur rupa (garis, bentuk, warna, ruang) seperti pada lukisan di gua, sudah dilakukan sejak masa prasejarah. Kreativitas itu seiring dengan keterampilan mengolah media, seperti batu, kayu, keramik, serat, dan logam.
Sumber :
Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SMA Kelas XI
Penerbit Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
https://buku.kemdikbud.go.id




