Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Media Pembelajaran Seni Budaya

Kriya Terapan

Kriya secara harfiah berarti kerajinan atau dalam bahasa inggris disebut craft. Kriya adalah cabang seni rupa yang sangat memerlukan keterampilan tangan yang tinggi seperti ukir, tenun, anyam, pahat, dan sebagainya. Bahan-bahan karya kriya terfokus menggunakan material yang disediakan secara alami oleh alam, sehingga jika dirunut berdasar sejarahnya, benda-benda kriya telah hadir sejak manusia pertama kalinya memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti membuat tekstil, peralatan makan, senjata berburu, tameng, peti, batu nisan, dan masih banyak lagi yang lain. Kegiatan membuat benda-benda pakai dengan media alam kemudian digolongkan dalam kegiatan kriya atau kerajinan. Karya kriya yang memiliki nilai fungsi, perlu mempertimbangkan kesesuaian unsur ergonomisnya atau kenyamanan pakainya.

Perkembangan Kriya

  1. Kriya Prasejarah

Kriya pada masa ini muncul ketika manusia untuk pertama kalinya ingin memenuhi kebutuhan hidupnya seperti: mencari makanan, membuat pakaian, berburu, dan melindungi diri dari hewan buas. Benda kriya pada masa ini meliputi: kapak persegi dan kapak lonjong dari batu, tulang, dan tanduk hewan yang diasah, kendi dan tembikar yang terbuat dari tanah yang dibakar.

  1. Kriya Masa Hindu (800 - 1400 M)

Benda-benda kriya di Indonesia banyak dihasilkan dari proses akulturasi budaya dan memunculkan berbagai ragam hias yang berfungsi untuk menampilkan keindahan benda kriya tersebut. Seperti ragam hias yang muncul dalam relief candi-candi, bangunan rumah, wayang kulit, alat makan dan peralatan rumah tangga dari logam yang juga identik dengan hiasan dan ornamen.

  1. Kriya Masa Islam (1000 - 1250 M)

Setelah masuknya kebudayaan Hindu yang banyak mempengaruhi penciptaan kriya, kebudayaan Islam juga turut menghasilkan bentuk tulisan-tulisan indah (kaligrafi) dan pola-pola gambar yang identik dengan budaya Islam. Contoh dari ragam bentuk tersebut tampak pada beberapa nisan kubur yang memiliki hiasan berpola tumbuhan dan geometris (lingkaran, persegi, segitiga).

Di Indonesia, pola-pola semacam itu banyak ditemukan pada batu nisan di Kerajaan Aceh, selain juga pecahan hiasan yang terdapat di situs Kerajaan Banten Lama. Berbagai benda peninggalan lainnya, pun menggunakan hiasan-hiasan berpola, seperti yang tampak pada kain batik, pusaka-pusaka, atau benda-benda untuk keperluan sehari-hari.

  1. Kriya Modern (1800 - sekarang)

Kriya modern di Indonesia dimulai pada zaman kolonial di mana masyarakat mulai mendapatkan pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai rasional serta kehidupan jasmaniah. Selain itu, ada pula sejumlah orang yang berinovasi untuk menggabungkan karya kriya tradisional dengan kriya baru menggunakan bahan-bahan industri. Pada zaman modern seperti saat ini, karya kriya lebih bersifat fungsional.


Macam-macam Kriya Terapan

  1. Wayang

Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan boneka asli Indonesia. Perkembangan wayang banyak mengalami proses percampuran budaya dan nilai-nilai keagamaan. Umumnya wayang dibuat menggunakan kulit kerbau atau sapi. Selain itu juga digunakan rumput kering untuk wayang suket, kayu untuk wayang golek dan kain untuk wayang potehi. Selain bahan yang telah disebutkan diatas dalam perkembangannya wayang dibuat dengan bahan beragam seperti sapu lidi, kertas, rotan, dan lain-lain. Wayang dapat dijumpai di dalam kebudayaan Jawa dan Bali. Bentuk wayang banyak dipengaruhi oleh kisah Mahabarata dan Ramayana. Bahan pembuatan wayang berupa Kulit kerbau/sapi, lidi daun kelapa, kertas, rotan, jerami, rumput kering.

  1. Anyaman, Tenun, dan Rajut

Menganyam, menenun dan merajut merupakan suatu teknik pembuatan karya seni kriya yang dilakukan dengan cara menyisipkan dan menyilangkan benang ke arah yang berlawanan, sehingga membentuk suatu objek baru yang indah dan menarik. Teknik semacam ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan benda pakai dalam kebutuhan sehari hari seperti selimut, baju, tikar, tas, dan sebagainya. Adapun bahan yang dapat digunakan untuk membuat seni kerajinan tersebut ialah rotan, serat daun kering, dan aneka benang. Sebagai alatnya, dapat menggunakan alat tenun tradisional maupun jarum jahit untuk mengasah keterampilan tangan. Seiring perkembangannya, anyaman dan tenunan sebagai produk berdaya guna menjadi semakin beragam. Hal itu sejalan dengan perkembangan bahan dan teknik yang dapat digunakan.




Adapun untuk bahan yang bisa digunakan dalam seni menganyam yaitu: daun pandan, rotan, bambu, janur, daun lontar, kertas, kulit kambing, eceng gondok, hingga daun pisang

  1. Kriya Keramik

Keramik merupakan karya seni rupa yang terbuat dari bahan dasar tanah liat. Kerajinan ini sudah ada sejak zaman dulu dan banyak dimanfaatkan sebagai perabotan rumah tangga. Untuk teknik pembuatannya, tanah liat mulai dibentuk secara manual dengan menggunakan piringan putar hingga mencapai bentuk yang diinginkan, kemudian dikeringkan dan dibakar. Bakaran pada tahap pertama ini dinamakan sebagai gerabah. Untuk proses selanjutnya, gerabah dilapisi dengan cairan pewarna tertentu, kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi keramik mengkilap (porselen) seperti yang tampak pada gerabah, genteng rumah, guci, vas, celengan, dan sebagainya.

  1. Kriya Ukir

Mengukir adalah salah satu jenis teknik yang lazim digunakan untuk menghasilkan karya seni rupa. Istilah mengukir biasanya dipahami sebagai teknik pembentukan objek pada suatu benda dengan cara memahat bagian-bagian tertentu yang akan dibuang untuk mewujudkan objek yang diinginkan. Bahan yang dapat digunakan cukup beragam, namun harus berupa bahan keras seperti kayu, bambu, batu, dan sejenisnya. Karya seni rupa yang lazim dihasilkan dengan teknik ukir berupa karya dua dan tiga dimensi.

  1. Kriya Batik

Kriya batik adalah salah satu seni media tekstil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, celana, kerudung, dan lain-lain. Batik adalah sebuah teknik menggambar di atas kain, dengan menggunakan lilin sebagai media utamanya dan canting sebagai alatnya. Kini batik telah mengalami banyak perkembangan dari segi teknik, media, pewarnaan, hingga motifnya.

  1. Kriya Logam

Seni kriya logam terbuat dari berbagai macam material logam, seperti besi, tembaga, perak, emas, dan kuningan. Adapun bahan-bahan tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam hasil karya seni kriya, baik dengan teknik pahat, teknik sambung, maupun dengan teknik cetak/cor; seperti yang tampak pada souvenir, perhiasan, senjata, guci, lampu gantung, hiasan kaligrafi, peralatan makan, vas bunga, dan uang keping.


________________________

Sumber :
Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SMA/MA Kelas XII
Penerbit Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Cetakan pertama, 2022